Arisan, Sebuah Refleksi Kearifan Lokal dari Masyarakat Indonesia

Arisan, kegiatan ini pasti telah familiar bagi sebagian masyarakat Indonesia. Hal yang terlintas pertama dipikiran saat mendengar istilah arisan adalah berkumpulnya para wanita/ibu, kocokan kertas, dan hadiah yang akan didapat. Tidak pernah ada yang tahu sejak kapan tepatnya arisan ada di tengah masyarakat Indonesia. Banyak pakar sejarah menyatakan bahwa arisan telah ada sejak penjajahan Belanda dan mulai berkembang ditengah tahun 1990-an. 

Ilustrasi Arisan (Sumber : Website tatadana.com)
Secara konvensial, arisan di Indonesia umumnya menerapkan uang sebagai hadiah yang didapat oleh anggota secara berkala namun seiring waktu mulai bermuncul arisan modern yang menerapkan barang ataupun jasa seperti emas, alat rumah tangga, alat elektronik, gadget paket liburan, maupun paket umroh sebagai bagian dari hadiah yang diterima. Hakekat inti arisan masih tetap sama yaitu ajang berkumpulnya para ibu ataupun wanita secara berkala. Ini tidak terlepas dari definisi arisan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai kegiatan mengumpulkan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang kemudian diundi diantara mereka untuk menentukan siapa yang memperolehnya, undian dilaksanakan disebuah pertemuan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya. 
Tanpa kita sadari, kegiatan arisan telah menjadi salah satu kearifan lokal yang ada di masyarakat Indonesia karena kegiatan ini berhasil menembus lapisan masyarakat mulai dari daerah pedesaan hingga perkotaan. Tidak heran kepopuleran kegiatan arisan telah menjadi inspirasi bagi Nia Dinata untuk menulis dan menganggkat kegiatan arisan dalam film yang berjudul Arisan! dan Arisan! 2 yang berhasil memenangkan beberapa penghargaan dalam Festival Film Indonesia. 

Apa yang menjadikan kegiatan arisan sebagai bagian dari Mahakarya Indonesia yang merepresentasikan nilai luhur masyarakat Indonesia? 


# KEBERSAMAAN
Semboyan Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti Berbeda-beda tetapi tetap satu juga akan terlihat jelas dalam kegiatan arisan di Indonesia. Kegiatan arisan secara tidak langsung akan mempertemukan berbagai orang dari suku, agama, pekerjaan dan status sosial yang berbeda. Tidak mengherankan bila dalam pertemuan arisan dapat menjadi ajang memperkenalkan budaya dan bertukar informasi antar anggota.
Berkaca pada arisan yang diikuti oleh ibu saya, arisan yang diikuti oleh ibu-ibu di kompleks perumahan ternyata arisan ini sangat beragam mulai dari Suku Jawa, Suku Bali, Suku Sunda, Suku Dayak, Suku Flores dan masih banyak lainnya dengan latar pekerjaan dari Ibu Rumah Tangga (IRT), Guru, Karyawan Swasta, maupun Wiraswasta. Ibu bercerita bahwa hal positif kegiatan arisan ini adalah kita dapat mengetahui budaya dan informasi yang selama ini hanya diketahui melalui buku atau media massa namun dengan berinteraksi langsung dengan orang yang bersangkutan justru lebih terasa mengenal Indonesia lebih dekat. Tahukah kita tentang kuliner sate lilit dari Bali, Koloke khas Surabaya, atau Ayam Woku dari Manado. Kuliner ini baru diketahui dan dirasakan oleh ibuku selama mengikuti arisan.
Arisan juga menjadi sarana silahturahmi antar tetangga. Bisa dibayangkan pada jaman modern ini masih ada individu yang tidak mengenal tetangga yang tinggal di kiri atau kanan rumahnya. Oleh karena itu arisan menjadi solusi tepat untuk mengentaskan sikap introvert individu pada lingkungan sosial. Bahkan melalui arisan akan memunculkan rasa kekeluargaan dan empati yang besar satu dengan lainnya. Banyak fenomena dimana disaat salah satu anggota arisan tertimpa musibah, anggota lainnya akan turut membantu sebisanya.
 # MENUMBUHKAN JIWA ADIL DAN TANGGUNG JAWAB
Prinsip dasar arisan adalah Adil dan Tanggung Jawab. Kedua prinsip ini sangat penting karena mengingat kegiatan arisan diikuti oleh banyak orang dan setiap individu telah memahami hak dan kewajibannya saat mengikuti arisan. Bersikap adil diharapkan agar semua orang/anggota dapat merasakan hasil atau hadiah secara sama. Artinya bila orang pertama mendapat uang sebesar 1 juta rupiah maka orang terakhir pun akan mendapatkan uang dengan nomimal sama. Disisi lain, setiap individu memiliki kewajiban untuk menyetorkan uang ditanggal yang telah disepekati juga menjadi bentuk tanggung jawab yang harus ditepati.
Bila ini diselaraskan dengan isi Pancasila, maka arisan seakan telah mengamalkan sila kedua yaitu Manusia yang Adil dan Beradab. Adil karena bagian dari kewajiban untuk menyamaratakan hak yang didapat tiap anggota serta Beradab untuk tidak merugikan orang lain yang tergabung dalam kelompok arisan.

# MENGGERAKKAN RODA EKONOMI

Arisan dapat dikatakan sebagai bentuk investasi berkala. Secara tidak langsung, masyarakat Indonesia yang tergabung dalam kelompok arisan telah terbiasa dalam melakukan investasi. Mereka menyisihkan sebagian kecil dari pendapatan mereka dalam jangka waktu tertentu secara konsisten. Tidak sedikit para anggota arisan yang memanfaatkan uang atau barang yang didapat sebagai investasi secara nyata. Misalnya uang yang didapat saat arisan dimanfaatkan untuk modal usaha, atau bila dalam arisan modern yang mendapatkan barang pengganti seperti emas, barang elektronik, dan sebagainya telah menjadi sebuah investasi langsung.
Kisah salah satu anggota arisan yang diikuti oleh ibu saya. Uang arisan yang didapat bahkan kemudian dijadikan sebagai modal usaha untuk mendirikan warung di rumahnya. Saya melihat bahwa anggota kelompok arisan telah cerdas dalam mengelola keuangan dan telah memiliki perencanaan matang dalam pemanfaatan hasil arisan tersebut.
Berkaca pada kisah itulah saya menarik kesimpulan sementara bahwa,
Arisan dapat mengerakkan roda perekonomian masyarakat. Secara kalkulasi, setiap orang menyisihkan Rp. 100.000 tiap bulan untuk dengan jumlah anggota arisan sebanyak 24 orang. Maka investasi akan didapat sebesar Rp. 2.400.000 (dengan asumsi diundi tiap bulan dimana setiap bulan didapatkan 1 orang penerima arisan tanpa potongan administrasi). Bahkan bagi penerima arisan pertama (ataupun diawal) dapat hasil yang didapat menjadi sebuah pinjaman tanpa bunga selama 2 tahun. Bisa dibayangkan kegiatan arisan lebih bermanfaat dibandingkan meminjam uang di rentenir ataupun uang dengan bunga pinjaman yang tinggi yang terkesan memberatkan. Arisan juga dapat menjadi sarana berwirausaha. Hal yang lumrah bila saat kegiatan arisan berlangsung akan ditemui anggota yang mempromosikan ataupun menjual usaha kepada sesama anggota seperti pakaian, kue, aksesoris, ataupun barang lainnya. Ibarat pepatah sekali mendayung, dua tiga pulau terlampui. Arisan berjalan dan usahapun ikut berjalan. Tidak menutup kemungkinan justru melalui kegiatan arisan akan muncul calon wirausahawan baru yang ikut mengerakkan perekonomian bangsa.

#MEMPERLUAS JARINGAN
Telah saya paparkan sebelumnya bahwa arisan diikuti oleh banyak individu dari latar belakang sosial yang berbeda seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS), Ibu Rumah Tangga (IRT), pegawai swasta, wirausahawan, hingga pebisnis. Beragam latar belakang ini menjadi nilai lebih dari kegiatan arisan. Bila kita pernah mendengar atau membaca kisah seorang ibu yang dapat merekomendasikan anaknya untuk bekerja di salah satu perusahaan melalui kenalannya di kelompok arisan, atau seorang ibu yang bekerja sebagai pemilik restoran ternyata mendapatkan jaringan pasokan bahan baku dari teman arisannya yang bekerja sebagai pedagang tentu hal ini menjadi lumrah terjadi dalam kegiatan arisan. Peluang dalam memperluas relasi begitu besar dalam sebuah arisan. Hal yang seringkali terjadi tanpa kita sadari karena dari ajang berkumpul antar individu kemudian terjalin sebuah kedekatan dalam sebuah relasi yang positif.

Sisi Luhur Arisan lainnya yang menggambarkan Nilai Luhur Mahakarya Indonesia

  • Gotong Royong
Sistem pengocokan arisan kadangkala dilakukan secara berpindah seperti dilakakukan di anggota yang telah menerima sebelumnya. Ini dimaksudkan untuk mengenal lebih dekat tiap-tiap anggota. Gotong royong dapat terjalin ketika para anggota dengan ikhlas membantu mempersiapkan arisan mulai menyiapkan konsumsi, tempat, hingga bersih-bersih pada pra dan pasca arisan. 
  • Kegigihan
Arisan ibarat medan perang dimana setiap orang didalamnya adalah sosok pejuang. Dalam kepadatan aktivitas masing-masing, mereka akan berusaha meluangkan waktu sejenak untuk datang di medan pertempuran (lokasi arisan). Setiap individu akan berdoa semangat menjadi pemenang diantara lainnya. Disaat hanya ada satu (atau beberapa) pemenang mendapatkan hak arisan seakan menjadi hal yang terbayarkan. Bagi yang kurang beruntung maka akan siap kembali berjuang di pertemuan berikut. Demikian seterusnya hingga semua orang menjadi pemenang dalam arisan tersebut
  • Kerendahan Hati
Dalam arisan, status setiap anggota adalah sama. Kaya-Miskin, Pendidikan Tinggi-Pendidikan Rendah, Pebisnis-Ibu Rumah Tangga bila telah tergabung dalam kelompok arisan dituntut untuk saling berbaur. Kerendahan hati dan saling menerima menjadi kunci penting lainnya dalam menjalankan kegiatan arisan. Ini dikarenakan arisan untuk saling berinteraksi satu dengan lainnya bukan sebagai ajang unjuk kelebihan antar personal.
  • Kesabaran
Arisan bukanlah kegiatan yang sebulan berlangsung kemudian selesai. Seringkali arisan akan berakhir dalam hitungan bulan ataupun tahun. Kesabaran individu sangatlah penting khususnya bagi anggota yang mendapatkannya hak undiannya diakhir-akhir periode. Secara tidak langsung tingkat kesabaran para anggota arisan tergolong tinggi karena kepercayaan mereka bahwa mendapatkan hak arisan pertama adalah berkat sedangkan yang akhir ibarat sedang menabung.
Sangatlah pantas bila kegiatan arisan menjadi sebuah bagian dari refleksi dari kearifan lokal Indonesia yang selalu menjunjung tinggi kebersamaan tanpa harus membeda-bedakan. Kegiatan yang tergolong sederhana namun sarat makna positif yang dapat kita gali dari kegiatan arisan. Takkan kita menemui sebuah kegiatan yang dapat merekatkan satu dengan lainnya. Bila negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan negara maju lainnya yang identik dengan sikap individualisme serta minim interaksi sosial maka patut berbanggalah kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki arisan sebagai wadah yang mempersatukan bangsa dalam kebersamaan.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog MAHAKARYA INDONESIA – JIWA INDONESIA 2015 yang diadakan oleh Dji Sam Soe Kretek
sumber : http://hillariuzthorfinntindra.blogspot.co.id/2015/07/arisan-sebuah-refleksi-kearifan-lokal.html