Resep Cumi Bakar Isi Ayam

Resep Cumi Bakar Isi Ayam
Bahan Utama

• 3 ekor cumi besar, buang bagian tinta dan selaputnya
• 1 sendok makan air perasan jeruk nipis
• Garam secukupnya
• Merica secukupnya

Bahan Isi

• 150 gram daging ayam, cincang
• 1 buah wortel, potong dadu
• 1 batang daun bawang, iris serong tipis
• 1 batang daun seledri, cincang
• 1 sendok makan saus teriyaki
• Merica bubuk secukupnya
• Garam secukupnya


Bahan Olesan

• 4 siung bawang putih, haluskan
• 5 butir bawang merah, haluskan
• 6 buah cabai merah keriting, haluskan
• Margarine secukupnya
• Kecap manis botolan
• Garam secukupnya
• Gula secukupnya
• 50 ml air

Cara Pengolahan Cumi Rica

• Ambil cumi yang hendak anda oleh kemudian lumuri dengan menggunakan campuran air perasan jeruk nipis, garam serta merica bubuk, lalu diamkan selama 15 menit saja. Sisihkan.

Cara Membuat Isi

• Siapkan sebuah wadah berukuran cukup besar untuk kemudian menjdai tempat untuk anda mencampurkan semua bahan yang sebelumya telah disiapkan.
• Campur semua bahan isi menjadi satu, aduk hingga tercampur rata.
• Aduk semua bahan tersebut hingga tercampur dengan merata dan baik.

Cara Membuat Olesan

• Panaskan margarin dalam wajan kemudian anda tumis bawang putih bersama dengan bawang merah dan cabai merah hingga harum.
• Lanjutkan dengan menuangkan air ke dalam wajan, lalu tambahkan beberapa bahan perasa makanan garam, gula pasir, dan kecap manis. Masak hingga air menyusut, kemudian angkat.

Cara Memasak Cumi Rica Bakar

• Ambil cumi yang sebelumnya anda simpan, kemudian Isi bagian dalam badan cumi tersebut dengan dengan adonan isi. Usahakan jangan terlalu penuh lalu anda tutup dengan bagian kepala cumi tersebut dengan menyematkan tindik lidi atau bambu.
• Setelah semua cumi anda isi, kemudian Kukus cumi tersebut selama kurang lebih 20 menit, angkat dan dinginkan.
• Siapkan pembakaran kemudian anda lanjutkan dengan mengolah cumi tersebut dengan cara dibakar sambil dioles dengan bumbu.
• Bakar cumi tersebut sampai berwarna kecokelatan dan matang dengan merata.
• Sajikan cumi buatan anda di atas piring saji selagi masih panas.


https://www.facebook.com/ResepHomemade/photos/a.975431042505588.1073741835.975372245844801/975431329172226/?type=3&theater
Read More

::SALAH SATU TANDA JODOH::

::SALAH SATU TANDA JODOH::
.
Ini diambil dari sebuah
pengalaman bukan prediksi..
Setelah ikhtiar maksimal, berdo'a dan shalat
maka tanda itu Allah tunjukan:
.
1. Berupa keyakinan yang besar untuk menuju
pernikahan tidak
bisa tergoyahkan oleh apapun sekalipun banyak
ujian walau tanpa cinta dan hanya ta'aruf
sesaat..
.
2. Merasa nyaman dan cocok dengannya, tidak
ada ganjalan berupa rasa tidak cocok dalam
hati, sehingga tiada keraguan untuk menikah.
.
3. Bisa menjadi diri sendiri tanpa adanya
kepura-puraan atau tanpa sesuatu yang
ditutupi..
.
4. Ikhlas menerima apa adanya dengan segala
kekurangan dan kelebihannya..
.
5. Allah mudahkan segala
urusannya walau harus ada ujian di dalamnya..
.
6. Niat yang lurus dari keduanya hanya
mengharap ridho Allah..
.
7. Ada restu dan do'a dari kedua belah orang
tua..
.
8. Sebesar apapun ujian jika berjodoh maka
pasti akan bertemu juga di pelaminan....
.
$@L@m $@ntun....

 https://www.facebook.com/groups/1509277626004847/permalink/1732153933717214/
Read More

MUDIK BERSAMA TUHAN

MUDIK BERSAMA TUHAN
MUDIK BERSAMA TUHAN
Oleh M. Luqman Hakim
Sebulan penuh umat Islam melaksanakan ritual puasa, tentu demi sebuah ujung primordial yang suci (kembali ke fitrah) dan harapan masa depan yang lebih bertaqwa. Setiap tahun terasa ada kekuatan kembali ke titik margin dari perjalanan setahun yang panjang dengan tumpukan beban nafsu, kepenatan psikhologis yang harus dilepaskan dalam atmosfir kemerdekaan sejati.
Paradok-paradok yang dramatis di masa laluselalu membutuhkan pembebasan universal dengan simbol kemenangan jiwa-jiwa suci di hari raya Idul Fitri bersama gema takbir. Menakbiri nafsu dan syetan, menakbiri hasrat duniawi, bahkan menakbiri iamjinasi ukhrowi, hingga berpuncak pada Takbir untuk segala hal selain Allah swt.
Tetapi semua itu tidak dirasakan oleh mereka di penjuru dunia yang lain,. Sebab, di Nusantara ini selalu ada drama sosial yang sangat fantastis, yang menjadi antiklimaks dari seluruh prosesi ritual bulan Ramadhan. Karena ada pusaran organism yang berpusat pada Idul Fitri, elemen-elemen lain yang bergerak, seperti Mudik, Halal Bihalal, Hari Raya Ketupat, pesta-pesta Silaturrahim keluarga, sangat terasa eksotis, sekaligus terjadi putaran-putaran urbanisasi dan pergerakan social ekonomi yang menarik.
Walaupun terkadang melebihi esensi yang tersembunyi dibalik ritual sejati, puasa di bulan suci, peristiwa mudik dan rumpun mudik, menjadi realitas sosial dan budaya yang begitu signifikan, sebuah perpaduan dramatik spiritua transendental dan perubahan-perubahan sosial itu sendiri. Karena akan selalu muncul pagelaran yang unik, dari proses perubahan individu, keluarga dan masyarakat luas.
Pemaknaan kembali ke fitrah primordial saja dinilai tidaklah cukup dengan formalisme agama dalam wujud rasa lapar, gema takbir, atau sekadar pakaian baru, dan presentasi kehidupan baru. Mudik, tiba-tiba menjadi kekuatan yang tak bisa dibendung dari perjalanan di sirkuit modernisasi dan urbanisasi yang biasanya dilalui dengan penuh persaingan, konflik, dan pergeseran nilai-nilai.
Rasa terasing dengan diri sendiri, kegersangan-kegersangan spiritual perkotaan, dan himpitan yang memuakkan, dinilai hanya bisa selesai secara tradisional dengan mudik, sebagai eskapisme atas ketakberdayaan manusiawi, bahkan kadang bisa dijadikan refreshing spiritual atas kemunafikan realitas hidup manusia modern.
MUDIK SEBAGAI RUMAH BESAR
Karena mudik merekonstruksi kearifan-kearifan yang hilang, betapapaun tinggi derajat individu dalam landskap ibadah, bila kegairahan sosial tidak terekspressi secara visual, maka derajat ritual seseorang yang tidak sempurna, Maka dibangunlah konstruksi mudik sebagai “rumah besar” yang bisa dihuni oleh keragaman, pluralitas dan interaksi yang tak tertulis dalam hukum-hukum agama, kecuali sebagai wujud rekonsiliasi, ketika masing-masing merasa tercerabut dari akarnya paling dini. Kesatuan keluarga yang membahagiakan.
Barangkali akademi mudik mulai dipersepsi secara intelektual dewasa ini, karena pengaruhnya terhadap kehidupan sosial dan ekonomi bahkan politik di negeri ini, namun, ketika mudik sudah setara dengan “agama” dalam persepsi psikhologis beragama, nilai-nilai spirit di balik mudik pun banyak mengalami pergeseran dari makna sejatinya. Kita melihat teater mudik, penuh dengan efek yang terkadang memuakkan. Mulai dari soal macet, tingkat kriminalitas, sampai pemanfaatan status sosial baru bagi kaum urban yang ingin menunjukkan kelas tampilan sosial barunya yang materialistik.
Teater paling meyedihkan disaat barisan orang-orang miskin di negeri ini, harus dikorbankan oleh belaskasih materi orang-orang kaya, atas nama kedermawanan, kesuksesan publik, dengan gilanya menikmati ribuan orang fakir miskin yang antri hadiah sembakonya. Sungguh inilah kebahagiaan di atas penderitaan. Kebanggaan sosial yang sangat tidak mendidik peradaban agama dan bangsa ini.
Sementara lembaga-lembaga pengepul dana zakat, infaq dan sedekah mulaui berlomba-lomba meningkatkan omsetnya, dengan jumlah ratusan milyar, tanpa kepedulian public untuk mengontrol transparansi distribusi pada para mustahiqqin (yang berhak menerima santunan). Karena memang kita terbiasa tidak mengukur keberhasilan spiritual sehari-hari, yang seharusnya memang ada muhasabah (monitoring dan refleksi diri), sehingga masyarakat spiritual tidak terjebak pada “tipudaya” (ghurur) yang mengatasnamakan Tuhan bagi sejumlah kepentingan.

Sudah saatnya mudik menjadi kongres tahunan di “rumah besar” bagi bangsa ini, karena sejumlah aktivitas positif bisa berperan mengembalikan jati diri melalui kearifan lokal. Sejumlah resolusi konflik dengan jalinan kasih sayang dan pemaafan sosial, terbangun tanpa biaya besar dari Negara. Karena setiap individu harus memaksa diri untuk menjadi “bayi fitrah” demi derajat spiritualnya, dan pengaruhnya adalah perdamaian social yang luar biasa. Seperti bati-bayi yang berlari dalam pelukan ibundanya.
Bangsa ini selalu mencari kanal-kanal yang menuju samudera luas, demi kompensasi sosialnya. Tanpa saluran itu, kita akan terus bergumul dengan konflik sosial politik dengan kepentingan-kepentingan instan yang memuakkan. Kanal itu harus disiapkan menuju samudera spiritual yang agung, karena jatuh bangunnya suatu bangsa akan dipertanggungjawabkan oleh para pemimpinnya di akhirat kelak.
Ibnu Athaillah as-Sakandary, Sufi besar abad tujuh hijriyah, menegaskan, “Diantara tanda-tanda akhir sukses yang besar , adalah mengembalikan kepada Allah Swt, di awal perjalanan spiritualnya,” bisa dijadikan ukuran apakah pasca mudik menjadi akhir sukses besar perjalanan spiritual, sangat tergantung individu untuk menyadari bahwa perjalanan hidup yang disertai Allah Swt, sangat menentukan apakah kelak ia akan sukses untuk bertemu dengan Tuhannya, atau justru terlempar dalam sahara spiritual yang gersang.
Barangkali tidak berlebihan bila revolusi mental yang dicanangkan Presiden Jokowi harus sarat dengan paradigma Ketuhanan. Para Ulama dan agamawan harus cepat menyadari kiamat global ada di depan mata, dan semua bermula ketika kebangkitan-kebangkitan global justru memberikan tawaran-tawaran tipudaya yang mempesona. Hanya karena menawarkan “Gerakan Tanpa Tuhan” dalam mekanisme globalisasi, peradaban manusia akan menuju lorong gelapnya yang mengerikan.
Indonesia menjadi bagian terpenting dari proses-proses tersebut, untuk mengembalikan fitrah kemanusiaan di era global, yang sudah berada di pinggir jurang dehumanistik. Hal demikian tidak bisa ditangani dengan kebijakan-kebijakan public yang formalistic, tetapi juga harus melibatkan akar spiritual yang terus mengontrol perjalanan historiknya.
Tentu, filosufi pendidikan kita menjadi awal yang kita bangun. Karena dunia pendidikan kita tidak memiliki filosufi yang terbuka untuk diterjemahkan oleh institusi formal maupun non formal. Departemen yang terkait selalu menjadi “dewa” pendidikan yang hegemonic, sehingga watak manusia dan kepribadian manusia Indonesia seperti apa yang harus dibangun, tidak bisa diukur dengan perspektif yang terbuka.
Momentum mudik, tidak berlebihan jika dicanangkan oleh pemerintah dan berbagai pihak dengan tema-tema besar yang menyentuh kepentingan nasional. Tema-tema yang menyadarkan makna fitrah untuk masa depan bangsa ini, tanpa harus melukai esensi agama, seperti ketika agama dijadikan sebagai industri politik dan ekonomi.
Fitrah agama dan kemanusiaan saling berkelindan, antara spiritualisme dan rasionalisme, antara kesatuan umat dengan pluralism, antara masjid dan pasar, antara religiusitas dan nasionalisme. Tanpa hubungan yang harmonic masing-masing, maka akan tumbuh persaingan saling mendominasi yang berujung pada konflik-konlik sejarah yang tak berujung.
Penyelesaian akademik, dengan melihat fakta-fakta kebangsaan kita, sebagai bangsa yang religius akan sangat membantu karena akar perdebatannya berujung di sini. Bahkan hingga saat ini polemik-polemik intelektual sudah bercampur aduk dengan fanatisme beragama.
SUFISME MUDIK
Kesadaran fitrah dalam atmosfir mudik memberi dukungan dialogis, bahwa spritualisme harus turut member pencahayaan setiap proses rasionalisasi. Sekali lagi, Ibnu Athaillah menguatkan, “Cahaya para Sufi senantiasa mendahului wacananya.” Nabi Saw, juga membangun Negara Madinah, dengan karakter kuat yang memadukan rasionalisasi kota, dan spiritualisasi sistemik yang berpengaruh bagi kepribadian peradaban, Kelak dikenal dengan Al-Madinah al-Munawwaroh, kota rasional yang yang dipancari cahaya spiritual. Perpaduan dunia syariat dan hakikat yang bergerak hingga akhir zaman.
Menjadi sangat narsis apabila kaum Sufi modern menghindari keterlibatan dengan peradaban kota yang rasional atas nama berlari “Mudik kepada Tuhan” yang eksklusif. Sebagaimana gersangnya kaum rasionalis dan kaum formalis agama, yang hanya melihat aktivitas keagamaan sebagai bentuk transaksional dengan Tuhan, yang berujung pada keuntungan-keuntungan material.
Mudik kepada Tuhan (ar-ruju’ ilaLah) haruslah berakhir dengan Mudik Bersama Tuhan (Billah). Karena umat Islam telah dihantar melalui Mi’raj Spiritual di bulan Suci, dan ia harus kembali ke alam semesta social dengan penuh rahmatNya (rahmatan lil’alamin). Karenanya Mudik Bersama Tuhan, berarti kembali ke alam realitas publik, penuh dengan jiwa kasih sayang, pemaafan dan memohonkan ampunan kepada Allah swt dosa-dosa umat. Baru akan terjadi proses dialogis yang indah dan damai.
Di alam realitas ia menjadi hamba, sekaligus meneguhkan perjalanan kehambaannya secara benar, mengenal hak-haknya sebagai hamba dan hak-hak makhluk Allah lainnya. Hak kehambaan adalah awal manusia membangun kekhalifahannya di muka bumi, melalui penegakan Hak-hak Ketuhanan dalam spirit pribadinya.
Semua akan tersadarkan, betapa pentingnya menegaskan diri sebagai hamba Allah swt, bukan hamba dunia dan nafsu, apalagi hamba syetan dan imajinasi-imajinasi instan yang seringkali menjebak Jalan Lurus menuju Allah.
Tanpa kesadaran ini, modernisasi menjadi musuh bersama bagi spiritualitas keagamaan, padahal posisinya adalah realitas bumi yang harus dilindungi oleh cahaya spiritual langit.
KH.M. Luqman Hakim, Ph D, adalah, Pengajar Sufisme and Peace Education Pascasarjana UNIRA, dan Pengasuh Ma’had Aly Raudhatul Muhibbin Bogor
________
Dimuat di majalah Gatra, tgl 30 juni-6 Juli 2016
Read More

adab menghadapi penggambar nabi

adab menghadapi penggambar nabi
Ya Rasulullah, kami minta maaf. Kami tidak menghidupkan sunnahmu. Kami tidak meniru akhlakmu. Sesungguhnya mereka tidak sedang menggambar engkau. Bagaimana bisa menggambar engkau, sedang cahayamu lebih tajam dari matahari. Mereka tidak sedang menggambar engkau, tapi mereka menggambar akhlak kami.
Al-Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman Al-Jufry

Read More

How to Generate Backlinks to Your Blog: Backlinking for Beginners

How to Generate Backlinks to Your Blog: Backlinking for Beginners
Incoming links to your site, or as usually called; “backlinks”, are inherent to your blog’s success.

These links are necessary because they improve organic ranking (that is, search engines will rank your blog higher) and they provide referral traffic (traffic that comes from the sites that link to you).

This kind of traffic is good for your blog because the audience is already narrowed down, and they are likely to stay longer on site.

As a new blogger, you may think that as long as you write your awesome blog posts, people will link to you without much effort on your part. After all, you’re a great writer. Your content is – let’s use some buzzwords here – compelling, valuable, and relevant. Who can resist?

Who can resist?

The thing is, that’s the ideal situation, but we know very well the real world is anything but ideal.

In order to generate backlinks, you can’t just sit back and wait for them to come. Instead, you have to be proactive.

That being said, let me share some tried and tested ways to get backlinks to your blog.

What Are Quality Backlinks?
Before we dig in, there’s one critical concept that you must grasp: quality backlinks.

Simply put, these are links from sites that are established and have a good reputation. In this matter, quality trumps quantity.

You may have thousands of backlinks, but if they are from spammy sites, they will only ruin your blog.

So, how do you know you’re chasing after quality backlinks?

There are tools to determine the authority of a website.

My favorite recommendation is SEMrush. It provides data that shows you if the website is worth getting a link from or not.

What you want to see is the number of keywords it ranks for (general rule of thumb, it should be around 300, minimum), a high number of backlinks, and the traffic over a period (you will want to look at least 6 months, with an upward trend, or at least a plateau).

Here’s an example.

Obviously, it will be rather difficult for a new blog to get a backlink from sites such as ProBlogger, but you get the picture.

There will be other sites with lower numbers, but the same trends – sites which are more accessible.

Now that you can identify sites which can give you quality backlinks, let’s look at ways to get these links.

Backlinking For Beginners
1. Guest Posting
Guest posting has more than its fair share of naysayers, and to this day, some experts will yawn even before you finish saying the phrase.

However, there is still something to be said about publishing posts on other blogs and linking back to your own. If done right, it still works!

How do you do guest posting right? Here are some tips.

Make a list of blogs that are related to your own. This is your “first draft”, so to speak.
Use the method I mentioned above to determine which blogs to reach out to, and narrow down your list.
Do your research. Learn about the blog and the blogger inside out.
Work hard on your email pitch. Make it as short as possible. Introduce yourself and your blog. Say something that will let the blogger know you’ve been reading his blog. Ask if you can guest post, and offer topic proposals.
Send your pitches, and then send some more.
Follow up but don’t nag. Wait for about a week to follow up if you don’t receive a reply. If you still don’t get one, leave it be. Perhaps you can try again after some months.
2. Outreach Marketing
Outreach marketing is similar to guest posting except that you don’t have to create new posts for a single blog. Instead, you offer an existing post to another blogger.

To make outreach marketing work for you, first, choose the article you want to promote. Make sure it’s something that your target audience will find worthwhile, like step-by-step guides, how-tos, an infographic, and a list of practical tips.

A post I wrote – “How to Start a Freelance Writing Business Online” – is a good example, since this blog is targeted toward freelancers.

The next step is to reach out to bloggers. As with guest blogging, get straight to the point. The essence of your email boils down to something like:

I wrote a post that you may find interesting. If you think it’s worth sharing with your readers via a blog post or on social media, please feel free to do so.

If you’re sharing an infographic, it is a good idea to offer to write a short introduction for a blog post.

Pro tip: make sure your signature includes your social media accounts so the blogger can tag you if he shares your post.

3. Be Active On Sites Like Quora
If you’re not on Quora yet, create an account now – not only to get backlinks but for personal/professional improvement as well.

How do you get backlinks from Quora?

First of all, you need to be an active participant. The site has so much information to offer, with smart people sharing their knowledge. It is no place for spammers to drop links (not that you want to be one!).

The way to get backlinks from Quora is to answer questions and link to sites that provide additional information. Occasionally, you can link to your own posts if they are truly relevant to the discussion.

A nice byproduct of being active on Quora is that you get to establish your name. When you’ve reached the point that people respect you as knowledgeable in your field, the chances are they’ll voluntarily visit your blog and even link to your posts without you asking.

4. Network With Other Bloggers
Networking is essential to building a successful blog. It may not bring you tons of backlinks immediately, but success doesn’t happen with a snap of your fingers anyway.

In itself, networking may not directly bring you backlinks. You will probably still have to make an effort to explicitly ask your contacts to link to you.

However, if you cultivate relationships with other bloggers, it will be easier to ask for backlinks.

Additionally, if you have established good relationships and people in your niche know that you have great content, they will naturally turn to your blog posts as reference material.

You can see how to network with other bloggers here.

Final Advice
In closing, remember these two things:

One, never compromise quality. Some sites may be easy to get backlinks from, but they may do you more harm than good.

Two, don’t forget the importance of being authentic. Don’t spam. Show your respect for other bloggers. Build relationships. Be patient.

Are you struggling with getting backlinks? Why not try the techniques I’ve just shared with you?

Let me know what you think in the comment section below.

source : http://topstories.mobi/2016/04/14/how-to-generate-backlinks-to-your-blog-backlinking-for-beginners/
Read More

kue nagasari

 kue nagasari

BANDANG

Bandang adalah kue Tradisional Khas Bugis-Makassar Sulawesi Selatan. Kue bandang ada dua jenis yaitu bandang lojo dan bandang-bandang.

Bandang lojo merupakan kue bandang tanpa pembungkus yang ditaburi kelapa, sedangkan bandang-bandang dibungkus daun pisang dan berbahan dasar pisang juga. Untuk resep kali ini Dapur Teh Enur akan akan membahas kue bugis bandang-bandang yang merupakan kue basah, kalau di Indonesia umumnya lebih dikenal dengan kue nagasari.

 
 
 Bahan-bahan :

12 sendok makan kanji
4 liter tepung beras baru
4 sendok makan Garam
3 gelas gula pasir
3 liter santan
Pisang secukupnya (Potong 1 buah pisang menjadi 4 bagian)
Beberapa lembar daun pisang

Cara membuat :

Campur 1 liter santan dengan tepung, aduk rata hingga, tambahkan kanji lalu aduk lagi hingga rata.
Masukkan gula pasir dan adonan tepung tadi ke dalam 2 liter santan yang sedang mendidih. Aduk sampai kental, angkat
Letakkan 1 sendok adonan di atas daun, ratakan lalu isi dengan pisang. Bungkus lalu kukus sampai masak.
— bersama Theresia Bojoh, Fyrtha Nayoan dan Inha Abigail.
Read More